Tuliskan rangkaian peristiwa, nama tokoh berisi watak dan buktinya, penggunaan kata ganti berserta kalimat dalam teks, latar suasana, latar waktu, latar tempat,
B. Indonesia
niab288
Pertanyaan
Tuliskan rangkaian peristiwa, nama tokoh berisi watak dan buktinya, penggunaan kata ganti berserta kalimat dalam teks, latar suasana, latar waktu, latar tempat, kata sambung penanda urutan waktu (kalimat dalam teks), penggunaan kata ungkapan terkejut (kalimat dalam teks), dan kalimat lang sung berserta pengubahan menjadi kalimat tidak langsung pada cerita " Kalung Yang Aneh"
Hari ini, hari minggu, seperti biasanya mama membangunkan aku pagi sekali, untuk membantunya membersihkan rumah. "Bantu mama, ya, hari minggu ini" kata mama mengajakku membantunya. "iya, ma" kataku yang masih mengantuk."Oke, Martha, tolong sapu daun daun yang rontok di halaman depan ya" kata mama. Setelah berbicara mama memberikan sapu kepadaku. mama berkata tidak boleh memasuki rumah bila ia belum menyelesaikan membersihkan rumah dan tetap bersama ayah.
Kemudian, aku menemukan ayah sedang tidur di sebuah tenda yang berada halaman depan. "Wah, Martha di usir juga ya sama mama, ya?" kata ayah". "Kenapa ayah membangun tenda di halaman depan?" kataku kebingungan. "Tenda ini untuk tempat tidur papa. Hari Minggu itu enaknya tidur. Tapi repot kalo mamamu kambuh hobinya, makanya papa persiapkan tenda ini" kata ayah pertanyaan menjawabku. "Kamu mau tidur di tenda nggak?" kata ayah menawariku. "Nggak, ah, aku mau bantu mama. Aku, kan, anak baik" kataku menjawab ayah. Saat aku menjawab pertanyaan dari ayah, ia malah mengabaikan aku.
Kemudian aku mulai menyemangati diriku agar melaksanakan tugas dari mama dengan baik. Beberapa saat kemudian aku mulai menyapu sambil bernyanyi, tiba tiba, muncullah tawon entah dari mana asalnya. Aku mencoba mengusir tawon itu dengan sapu. Saat tawon itu hinggap di sebuah batang pohon, aku mencoba mengusirnya menggunakan sapu. Tetapi, breshh, daun daun dari pohon tepat hinggap tawon tadi mulai berjatuhan ke tanah dan tawon tadi pun mulai pergi menjauh.
Saat akan membersihkan daun aku menemukan sebuah kalung yang bentuknya aneh, bentuknya seperti bola mata yang mengkilat. Kemudian aku memutuskan untuk menyimpan kalung yang aneh itu. "Martha! bantu mama belanja, ya. Mama lupa beli sesuatu" seru mama kepadaku. "loh, kok, daunnya tambah banyak?" kata mama lagi kebingungan. "Ceritanya panjang mah, nanti aku ceritakan" kataku sambil panik. "Kalo gitu ini uangnya. Loh, Martha pake kalung?" Kata mama bertanya. "Iya, mah tadi nemu di bawah pohon" kataku menjawab."Kalo uang kembaliannya sisa boleh Martha buat beli jajan kok" kata mama menggodaku. "Yesss" kataku bersemangat
Kemudian dengan semangat aku menjalankan tugas dari mama yaitu belanja. Aku pun berpamitan kepada mama sebelum berangkat ke supermarket. Setelah berbelanja, ternyata ada sisa uang kembalian. Sisa uang kembalian itu aku belikan sebungkus martabak mini sebagai cemilanku saat di jalan menuju ke rumah.
Saat perjalanan ke rumah aku melihat ada seorang anak yang terlihat kelaparan. "Kak, tolong kasih aku makanan, sudah tiga hari aku belum makan" kata anak itu mengemis. "ini aku kasih martabak mini" kataku sambil memberikan sebungkus martabak mini tadi. "terima kasih, kak" kata anak itu sambil tersenyum memandangku.
Setelah melihat anak tadi, aku melihat nenek yang menyebrang jalan. Saat nenek itu ingin menyebrang jalan aku membantunya. "Terima kasih, cu" kata nenek itu berterima kasih. "Sama- sama, nek" kataku sambil tersenyum.
Saat jalan kerumah sudah dekat aku melihat bapak tukang ojek kebingungan mencari arah. Kemudian, aku menunjukkan arah yang akan dituju bapak tukang ojek."Terima kasih, dek" kata bapak tukang ojek. "Sama- sama" kataku sambil tersenyum.
"Kenapa aku banyak nolong orang, ya, hari ini? aneh" kataku bergumam. "Wah, hebat! semuanya lengkap" kata mama takjub. "Kamu nemu kalung lagi, ya, di jalan?" kata mama bertanya. Kemudian aku melihat kalung yang kupakai. Aku terkejut melihat kalungku yang awalnya bentuknya seperti bola mata tiba tiba,sekarang menjadi seperti peri. Melihat kalungku aku menjadi senang. Kemudian, saat aku ingin melanjutkan membersihkan halaman depan rumah, aku mendengar suara dari kalungku. "Martha, terima kasih banyak" kata kalungku. Tiba tiba cahaya muncul dari kalungku. "Terima kasih Martha, kamu telah membebaskanku dari kutukan ini. Perkenalkan namaku peri Abel" kata peri Abel dengan senang. Aku sangat terkejut ketika kalung peri tadi dapat berbicara. "Aku belajar dari Martha yang selalu membantu orang dengan tulus dan tidak mengeluh, tidak seperti aku yang dulu, selalu egois dan tidak pernah membantu orang lain. Disaat itulah aku dikutuk menjadi kalung kalung bola mata oleh tuanku agar aku dapat melihat orang lain saling membantu" Kata peri Abel mengakui kesalahannya. "Kalo gitu aku akan membantumu, membersihkan daun daun yang berhanburan ditaman, sebagai tanda terima kasihku" Kata peri Abel. "Terima kasih" kataku kepada peri Abel.
Hari ini, hari minggu, seperti biasanya mama membangunkan aku pagi sekali, untuk membantunya membersihkan rumah. "Bantu mama, ya, hari minggu ini" kata mama mengajakku membantunya. "iya, ma" kataku yang masih mengantuk."Oke, Martha, tolong sapu daun daun yang rontok di halaman depan ya" kata mama. Setelah berbicara mama memberikan sapu kepadaku. mama berkata tidak boleh memasuki rumah bila ia belum menyelesaikan membersihkan rumah dan tetap bersama ayah.
Kemudian, aku menemukan ayah sedang tidur di sebuah tenda yang berada halaman depan. "Wah, Martha di usir juga ya sama mama, ya?" kata ayah". "Kenapa ayah membangun tenda di halaman depan?" kataku kebingungan. "Tenda ini untuk tempat tidur papa. Hari Minggu itu enaknya tidur. Tapi repot kalo mamamu kambuh hobinya, makanya papa persiapkan tenda ini" kata ayah pertanyaan menjawabku. "Kamu mau tidur di tenda nggak?" kata ayah menawariku. "Nggak, ah, aku mau bantu mama. Aku, kan, anak baik" kataku menjawab ayah. Saat aku menjawab pertanyaan dari ayah, ia malah mengabaikan aku.
Kemudian aku mulai menyemangati diriku agar melaksanakan tugas dari mama dengan baik. Beberapa saat kemudian aku mulai menyapu sambil bernyanyi, tiba tiba, muncullah tawon entah dari mana asalnya. Aku mencoba mengusir tawon itu dengan sapu. Saat tawon itu hinggap di sebuah batang pohon, aku mencoba mengusirnya menggunakan sapu. Tetapi, breshh, daun daun dari pohon tepat hinggap tawon tadi mulai berjatuhan ke tanah dan tawon tadi pun mulai pergi menjauh.
Saat akan membersihkan daun aku menemukan sebuah kalung yang bentuknya aneh, bentuknya seperti bola mata yang mengkilat. Kemudian aku memutuskan untuk menyimpan kalung yang aneh itu. "Martha! bantu mama belanja, ya. Mama lupa beli sesuatu" seru mama kepadaku. "loh, kok, daunnya tambah banyak?" kata mama lagi kebingungan. "Ceritanya panjang mah, nanti aku ceritakan" kataku sambil panik. "Kalo gitu ini uangnya. Loh, Martha pake kalung?" Kata mama bertanya. "Iya, mah tadi nemu di bawah pohon" kataku menjawab."Kalo uang kembaliannya sisa boleh Martha buat beli jajan kok" kata mama menggodaku. "Yesss" kataku bersemangat
Kemudian dengan semangat aku menjalankan tugas dari mama yaitu belanja. Aku pun berpamitan kepada mama sebelum berangkat ke supermarket. Setelah berbelanja, ternyata ada sisa uang kembalian. Sisa uang kembalian itu aku belikan sebungkus martabak mini sebagai cemilanku saat di jalan menuju ke rumah.
Saat perjalanan ke rumah aku melihat ada seorang anak yang terlihat kelaparan. "Kak, tolong kasih aku makanan, sudah tiga hari aku belum makan" kata anak itu mengemis. "ini aku kasih martabak mini" kataku sambil memberikan sebungkus martabak mini tadi. "terima kasih, kak" kata anak itu sambil tersenyum memandangku.
Setelah melihat anak tadi, aku melihat nenek yang menyebrang jalan. Saat nenek itu ingin menyebrang jalan aku membantunya. "Terima kasih, cu" kata nenek itu berterima kasih. "Sama- sama, nek" kataku sambil tersenyum.
Saat jalan kerumah sudah dekat aku melihat bapak tukang ojek kebingungan mencari arah. Kemudian, aku menunjukkan arah yang akan dituju bapak tukang ojek."Terima kasih, dek" kata bapak tukang ojek. "Sama- sama" kataku sambil tersenyum.
"Kenapa aku banyak nolong orang, ya, hari ini? aneh" kataku bergumam. "Wah, hebat! semuanya lengkap" kata mama takjub. "Kamu nemu kalung lagi, ya, di jalan?" kata mama bertanya. Kemudian aku melihat kalung yang kupakai. Aku terkejut melihat kalungku yang awalnya bentuknya seperti bola mata tiba tiba,sekarang menjadi seperti peri. Melihat kalungku aku menjadi senang. Kemudian, saat aku ingin melanjutkan membersihkan halaman depan rumah, aku mendengar suara dari kalungku. "Martha, terima kasih banyak" kata kalungku. Tiba tiba cahaya muncul dari kalungku. "Terima kasih Martha, kamu telah membebaskanku dari kutukan ini. Perkenalkan namaku peri Abel" kata peri Abel dengan senang. Aku sangat terkejut ketika kalung peri tadi dapat berbicara. "Aku belajar dari Martha yang selalu membantu orang dengan tulus dan tidak mengeluh, tidak seperti aku yang dulu, selalu egois dan tidak pernah membantu orang lain. Disaat itulah aku dikutuk menjadi kalung kalung bola mata oleh tuanku agar aku dapat melihat orang lain saling membantu" Kata peri Abel mengakui kesalahannya. "Kalo gitu aku akan membantumu, membersihkan daun daun yang berhanburan ditaman, sebagai tanda terima kasihku" Kata peri Abel. "Terima kasih" kataku kepada peri Abel.
1 Jawaban
-
1. Jawaban khaerulimam2401
Latar=rumah
Aku.=baik bukti pada teks membantu ibunya
Untuk