menelaah teks tanggapan kritis yang berjudul ujian nasional 2016
B. Indonesia
amelia859
Pertanyaan
menelaah teks tanggapan kritis yang berjudul ujian nasional 2016
1 Jawaban
-
1. Jawaban Zahrafadianur
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan.
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 provinsi dan luar negeri. Pada tahun 2016 dilaksanakan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 4382 sekolah yang tediri dari 984 SMP/MTs, 1298 SMA/MA, dan 2100 SMK.
Kelebihan atau Kekurangan
Pada saat ini, banyak masyarakat, utamanya siswa dan orang tua yang masih tidak yakin dengan sistem UNBK ini. Ada banyak alasan mengapa UNBK dirasa belum siap untuk diselenggarakan. Alasan yang pertama adalah pengetahuan tentang teknologi yang terbatas, komputer dan internet yang masih belum tersedia di sekolah-sekolah Indonesia. Bahkan, walaupun sudah terdapat komputer namun jumlahnya tidak sebanding dengan siswa yang akan mengikuti ujian nasonal. Alasan berikutnya adalah jaringan internet yang dikhawatirkan akan terputus. Jaringan internet yang terputus dapat menyebabkan soal tidak terunduh dengan sempurna. Menurut beberapa siswa, saat menjalankan ujian nasional masih ada beberapa soal yang tidak dapat diunduh sehingga soal tidak keluar. Tentunya hal ini dapat membuat waktu peserta berkurang dan dapat merugikan siswa.
Alasan lainnya adalah aliran listrik yang padam akan mengganggu jalannya ujian nasional online. Memang, banyaknya komputer tentu memerlukan daya listrik yang lebih besar agar tidak terjadi pemadaman listrik yang justru dapat mengganggu siswa saat menjalankan ujian nasional. Namun sayangnya, tidak semua sekolah memiliki sumber listrik sendiri sehingga mereka tidak dapat menjamin ketersediaan listrik selama ujian berlangsung.
Namun, justru pandangan berbeda muncul dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Mereka tetap akan mengadakan UNBK. Menurut mereka, dengan adanya UNBK diharapkan mampu menaikkan mutu pendidikan Indonesia di mata dunia. Bahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengklaim bahwa pelaksanaan ujian nasional (UN) dengan sistem komputer (CBT) lebih fleksibel atau dinamis karena tidak harus terjadwal secara nasional pada jam yang sama. Selain itu, dalam pelaksaan UNBK, tingkat kecurangan pada pelaksanaan UNBK adalah nol. Sementara tingkat kecurangan yang bervariasi ditemukan pada pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Pensil dan Kertas. Hal ini tentu membuktikan bahwa UNBK dapat meminimalisir terjadinya kecurangan.
Alasan berikutnya adalah dengan menggunakan UNBK, kebocoran soal, keterlambatan datang, tertukar, dan ketidakjelasan hasil soal dapat diminimalisir. Selain itu, dengan menggunakan UNBK para siswa justru dapat menghemat waktu mereka karena tidak perlu mengisi LJK dan kerusakan LJK juga dapat dihindari. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam menambahkan penyelenggaraan UN dengan sistem CBT akan mendorong efektivitas anggaran karena tidak perlu melakukan pengadaan percetakan soal ujian seperti pada UN tertulis atau paper based test.
Selain itu, kurangnya sarana komputer disekolah dapat diatasi dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat dan daerah untuk pengadaan komputer. Masalah listrik juga dapat diatasi dengan mengadakan kerjasama dengan PLN agar tidak melakukan pemadaman selama UN berlangsung. Untuk masalah jaringan, hal itu dapat diatasi dengan mengadakan kerja sama dengan pihak penyedia jaringan internet.
Dengan demikian, pengadaan UNBK atau Ujian Nasional Berbasis Komputer perlu dilakukan demi adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, pemerintah juga perlu mengatasi aspek-aspek yang dapat mengganggu jalannya ujian nasional. Sehingga masyarakat tidak perlu takut akan adanya UNBK dan justru mendukung dengan sepenuh hati.