Sosiologi

Pertanyaan

tiga tipe kontravensi menurut leopold von wiese dan howard becker

1 Jawaban

  • Mapel : Sosiologi

    Kelas : X SMA

    Kategori : Kontravensi sebagai bagian dari proses sosial dan interaksi sosial

    Kata kunci : Persaingan, pertentangan, pertikaian, interaksi sosial

    Tiga tipe umum kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker adalah sebagai berikut:

    1.      Tipe kontravensi generasi masyarakat.
    Kontravensi generasi masyarakat adalah tipe kontravensi yang terjadi pada masyarakat akibat pengaruh perubahan zaman yang berlangsung sangat cepat.

    2.      Tipe kontravensi sex.
    Kontravensi sex merupakan tipe kontravensi yang terjadi dalam hubungan antara suami dan istri dalam suatu keluarga kecil.
    3.      Tipe kontravensi parlementer.
    Kontravensi parlementer adalah kontravensi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat antara kelompok / golongan mayoritas dengan kelompok / golongan minoritas di dalam suatu kelembagaan, seperti: lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, dan lain sebagainya.
     

    Pembahasan:

    Kontravensi merupakan suatu proses sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang ditandai dengan terjadinya persaingan, pertentangan maupun pertikaian antar individu maupun kelompok. Terjadinya suatu proses kontravensi dapat dilihat dari beberapa gejala – gejala khusus seperti: adanya kebencian, menyimpan suatu dendam, hilangnya kepercayaan terhadap seseorang, menghina seseorang, dan sebagainya.

     

    Selain membedakan kontravensi kedalam 3 tipe umum, Leopold von Wiese dan Howard Becker juga mengklasifikasikan kontravensi kedalam 5 bentuk, yakni:

    1.      Bentuk kontravensi umum, seperti: kekerasan, mengacaukan rencana, menghalang-halangi, melakukan protes, enggan bertindak, melakukan perlawanan, mencitkan gangguan.

    2.      Bentuk kontravensi sederhana, seperti: mencela seseorang, memfitnah orang lain, memaki pada media sosial, menyangkal seseorang di depan umum.

    3.      Bentuk kontravensi intensif, seperti: menghasut orang lain, menyebarkan berita bohong untuk menjatuhkan seseorang.

    4.      Bentuk kontravensi rahasia, seperti: mengkhianati teman, membocorkan rahasia orang lain, mengadukan orang lain.

    5.      Bentuk kontravensi taktis, seperti: menipu pihak lain, melancarkan tuduhan secara-tiba-tiba.

     

    Persaingan, pertentangan, atau pertikaian sebagai gejala penanda terjadinya kontravensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut ini:

    1.      Adanya perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok

    2.      Adanya perbedaan kebudayaan antar individu atau kelompok

    3.      Adanya perbedaan perubahan sosial antar individu atau kelompok

    4.      Adanya perbedaan tingkat pendidikan antar individu atau kelompok

    5.      Adanya perbedaan status sosial antar individu atau kelompok

    6.      Adanya perbedaan paham antar individu atau kelompok

     

    Persaingan, pertentangan, atau pertikaian serta konflik merupakan gejala kontrovensi yang cenderung dilihat sebagai sisi negatif dalam proses sosial dan interaksi sosial. Namun disamping sisi negatif tersebut, persaingan, pertentangan, atau pertikaian  dan konflik tersebut juga mempunyai sisi positif yakni sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan kekuatan yang terdapat dalam masyarakat.

     

    Bentuk pertentangan dalam kontrovensi dapat ditemukan dalam beberapa bentuk yang lebih khusus lagi, seperti:

    1.      Bentuk pertentangan pribadi

    2.      Bentuk pertentangan politik

    3.      Bentuk pertentangan rasial

    4.      Bentuk pertentangan antar kelas – kelas sosial

    5.      Bentuk pertentangan ideologi

    6.      Bentuk pertentangan internasional

    7.      Bentuk pertentangan aliran kepercayaan

     

    Timbulnya pertentangan, pertikaian, persaingan, maupun konflik akan menimbulkan beberapa akibat. Berikut ini adalah akibat – akibat yang timbul karena adanya pertentangan, yaitu:

    1.      Pertentangan terhadap golongan / kelompok yang lain akan berujung pada semakin kuatnya rasa solidaritas antar sesama anggota yang tumbuh dalam suatu golongan / kelompok.

    2.      Pertentangan terhadap sesama anggota dalam satu golongan / kelompok akan berujung pada semakin rapuhnya rasa solidaritas antar sesama anggota dalam satu golongan / kelompok.

    3.      Pertentangan yang timbul akan mengubah kepribadian dari individu – individu yang terlibat dalam suatu pertentangan.

    4.      Pertentangan akan mengakibatkan dominasi bahkan penaklukan oleh satu pihak terhadap pihak yang lain.

    5.      Pertentangan mengakibatkan kerugian materil maupun immaterial pada pihak – pihak yang terlibat dalam suatu pertentangan

     

Pertanyaan Lainnya