B. Indonesia

Pertanyaan

tolong carikan saya cerpen yang menarik

2 Jawaban

  • Cerpen Karangan: Tita Larasati Tjoa
    Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam)Cerpen Patah Hati
    Lolos moderasi pada: 18 October 2017

    Hembusan angin sepoi-sepoi memasuki seluruh ruangan ini. Ruangan yang selalu aku pijak 6 hari setiap minggu. Ruangan yang berisi dengan alat tulis dan tumpukan buku. Ruangan inilah yang menjadi kenangan-kenangan di usia balita sampai dengan remaja. Ruangan ini juga yang membuat kita saling kenal.

    Saat diriku mulai beranjak remaja, saat itulah aku naik jenjang pendidikan selanjutnya. Hanya beberapa orang di sini yang aku kenal. Aku bagaikan orang asing. Aku melihatmu, ya kamu. Kamu adalah pria yang memiliki aura yang hebat sehingga aku terpikat.

    Aku, hanya seorang gadis biasa bertubuh kurus dan pendek. Aku bukanlah seorang gadis cantik dan pintar sehingga diketahui oleh warga sekolah. Aku juga bukanlah gadis kaya dan memiliki bakat yang populer di kalangan sekolah. Namun, jika aku melakukan sesuatu. Aku akan melakukannya dengan setulus hati dan serius setengah mati.


    Aku terus saja memperhatikanmu. Kamu adalah pria yang dapat dikatakan pandai, kamu adalah pria yang senyumnya mampu menggetarkan hati. Tulisanmu unik dan kamu adalah lelaki yang humoris. Berbagai alasan kulontarkan pada hatiku mengapa aku mulai mencintaimu.

    Saat berada di dekatmu, aku merasa sangat nyaman. Bahkan, semua akan kulakukan hanya demi kamu. Saat kamu menunjukkan permainan kesukaanmu di tablet, aku langsung mengunduhnya dan memainkannya walaupun tidak sehebat kamu.

    Kita telah 3 tahun bersama, perasaan itu tidak pernah berkurang ataupun terbagi. Namun, perasaan itu terus berlipat ganda seiring perjalanan waktu. Aku sangat bahagia saat mengetahui bahwa kamu akan melanjutkan pendidikan satu sekolah denganku. Aku berharap, kita dapat menginjak lantai di kelas yang sama.

    Aku tahu, engkau memang tidak pernah menyukaiku. Namun, aku tidak memiliki daya untuk memikatmu. Karena aku, memanglah aku. Aku tidak dapat mengubah diriku menjadi sempurna. Inilah takdirku.

    Saat melihat kamu berdua dengan gadis cantik, hatiku seakan-akan hancur. Otakku seakan-akan tidak mampu lagi berpikir. Seakan-akan oksigen kamu cabut dari hidupku. Aku hanya mampu melontarkan semua isi hatiku dengan tangisan. Aku bahkan tidak mampu menahan emosiku sendiri.

    Aku sangat mencintamu, saking cintanya. Aku bahkan lupa bahwa kita berbeda agama. Yah, mungkin ini memang takdir hidupku. Andai kita dulu tak saling mengenal. Tidak akan terjadi hal seperti ini yang hampir membuatku tidak waras lagi. Namun, ketahuilah. Aku mencintaimu.

  • lumayan panjang sih


    Aku dan Kakakku

    Cerpen Karangan: Naira Khansa Nabila
    Kategori:Cerpen Sedih
    Lolos moderasi pada: 18 October 2017

    Aku Nayla. Nayla Sabila tepatnya. Aku terlehir di keluarga yang cukup berada. Mama dan papa selalu memanjakan aku. Hidupku bahagia, sebelum datangnya kakak yang diadopsi oleh mama. Aku sangat membencinya. Karena dia tuna netra. Namanya Nabila. Dia hanya memebuatku malu. Dan sebuah kejadian menimpaku.

    Teet! Teet! Teet!
    Bel pulang berbunyi. Aku segera merapikan bukuku. Lalu aku melangkahkan kakiku ke luar kelas. Aku keluar dari pekarangan sekolah. Pikiranku masih teringat akan ucapan Mona yang mengejekku karena mempunyai kakak yang buta. Aku menyeberang jalan. Tanpa kusadari sebuah mobil dengan laju kencang menyerempetku dan membuat kepalaku terbentur aspal dan membuar kepalaku bocor. Aku segera dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar.

    Kecelakaan itu tidak terlalu parah. Aku masih bisa membuka mataku lagi. Walau aku sudah tertidur pnjang selama 3 minggu (koma). Tapi, Allah sudah merencanakan. Aku dapat membuka mataku, tapi, memoriku hilang. Aku tak tau siapa diriku. Siapa mama, papa, dan Kak Nabila. Aku tak tau apa yang telah terjadi.

    Pertama kali aku membuka mata, hanya kulihat Kak Nabila. Aku langsung menjerit.
    “Aaah, siapa kamu? Kamu mau apa?” aku sangat histeris.
    “Aku Nabila, Nayla. Aku kakakmu” ujar Kak Nabila sambil menenangkanku.
    “Kalau, kau kakakku, siapa aku?” tanyaku lagi.
    “Kamu Nayla, Nayla Sabila” jawab Kak Nabila.
    “Lalu kenapa aku ada di sini?” tanyaku lagi.

    Kak Nabila menceritakan semua yang terjadi, aku memahaminya. Aku merasa dekat dengannya. Hingga mama dan papa datang menjengukku. Aku melontarkan pertanyaan yang sama saat aku pertama kali melihat Kak Nabila. Aku sangat bahagia. Aku bisa bersama keluargaku lagi.

    Tapi, kebahagiaan itu hanya sebentar. Sangat sebentar. 4 hari setelah aku keluar dari rumah sakit, gempa datang dengan guncangan yang sangat kuat. Alhamdulillah, aku, mama dan papa selamat. Tetapi, seseorang hilang di hidupku. Kak Nabila. Ia adalah salah seorang korban gempa itu. Ia sempat dibawa ke rumah sakit. Aku sempat menjenguknya. Aku datang dengan tersenyum.

    “Nayla… jaga mama dan papa. Kamu, harus membuat mereka bahagia. Hanya itu pesan kakak” ujar Kak Nabila.
    “Pasti, tapi kakak harus temenin Nayla. Nayla gak bisa tanpa kakak” kataku.
    “Nayla, kakak akan selalu ada di hatimu, sayang…” setelah kakak berkata itu, kakak menghembuskan nafas terakhirnya. Aku terus memanggil nama Kak Nabila. Aku tak mau, disaat aku mau memberikan kasih sayangku pada Kakak, ia sudah duluan dipanggil oleh Allah






Pertanyaan Lainnya