B. Indonesia

Pertanyaan

Apa ringkasan cerita dari jaka tarub dan ki ageng solo

1 Jawaban

  • 1. Ki Ageng Selo: KI AGENG SELO




    Ki Ageng Selo Menurunkan

    Babad Tanah Jawi menyebutkan, Ki Ageng Selo adalah keturunan Raja Majapahit, Brawijaya V. Pernikahan Brawijaya V dengan Putri Wandan Kuning melahirkan Bondan Kejawen atau Lembu Peteng. Lembu Peteng yang menikah dengan Dewi Nawangsih, putri Ki Ageng Tarub, menurunkan Ki Ageng Getas Pendawa. Dari Ki Ageng Getas Pendawa lahirlah Bogus Sogom alias Syekh Abdurrahman alias Ki Ageng Selo.

    Lantas, bagaimana juntrungan-nya Ki Ageng Selo bisa disebut penurun raja-raja Mataram? Ki Ageng Selo menurunkan Ki Ageng Ngenis. Ki Ageng Ngenis menurunkan Ki Ageng Pemanahan. Ki Ageng Pemanahan menurunkan Panembahan Senapati. Dari Panembahan Senapati inilah diturunkan para raja Mataram sampai sekarang.

    Namun, perkembangan ini hendaknya tidak melenakan, bahwa di sisi lain ada hal urgen yang mutlak diperhatikan. Yaitu, keabadian sejarah dan konsistensi mengamalkan Serat Pepali Ki Ageng Selo, yang merupakan pengejawantahan ajaran Al-Qur’an dan Hadits Nabi.

    Untuk yang pertama (mengabadikan sejarah) meniscayakan adanya kodifikasi sejarah Ki Ageng Selo dalam satu buku khusus, sebagaimana Wali Songo dan para wali lain bahkan para kiai mutakhir juga diabadikan ketokohan, jasa-jasa, dan keteladanannya dalam catatan sejarah yang utuh dan tuntas. Dari pengamatan penulis, buku-buku sejarah yang ada saat ini hanya menuturkan sekelumit saja tentang keberadaan Ki Ageng Selo sebagai penurun para raja Mataram (Surakarta dan Yogyakarta), serta kedigdayaannya menangkap petir (bledeg).

    Minimnya perhatian ahli sejarah dan langkanya buku sejarah yang mengupas tuntas sejarah waliyullah sang penangkap petir, memunculkan kekhawatiran akan keasingan generasi mendatang dari sosok mulia kakek moyang raja-raja Mataram. Tidak mustahil, anak cucu kita (termasuk warga Surakarta dan Yogyakarta) akan asing dengan siapa dan apa jasa Ki Ageng Selo serta keteladanan-keteladanannya. Barangkali tidak banyak yang tahu bahwa Surakarta dan Yogyakarta memiliki ikatan sejarah dan emosional yang erat dengan Selo. Mungkin hanya warga di lingkungan Keraton yang mengetahui itu. Padahal ikatan itu kian kukuh dengan diabadikannya api bledeg di tiga kota tersebut. Bahkan pada tahun-tahun tertentu (Tahun Dal), untuk keperluan Gerebeg dan sebagainya, Keraton Surakarta mengambil api dari Selo.

    2. Jaka Tarub: Disuatu desa,hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil Mbok Randa,dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang berburu.Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya,dia mendengar suara wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan,karena penasaran Jaka Tarub akhirnya menuju kesumber suara secara mengendap-endap.Jaka Tarub melihat 7 orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu,dia juga melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga,ada bisikan dari dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya,dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya.Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke khayangan,salah satu dari mereka panik karena tidak menemukan selendangnya,tapi keenam bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa.Melihat hal tersebut Jaka Tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Dewi Nawang Wulan itu,Dewi Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya,Dewi Nawang Mulan tidak punya pilihan lain,akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub.Hari berganti hari,mereka menikah dan mempunyai anak.Bagaimanapun Dewi Nawang Wulan adalah seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan,salah satunya adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi,asalkan tidak ada yang mengetahui hal itu,itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk membuka tanakan nasinya,namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa penasarannya,dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji padi di dalamnya.Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke isterinya,ketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan kesaktian.Karena telah sepenuhnya menjadi manusia biasa,Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah untuk membuat kebutuhan sehari-hari,harus bersusah-susah menumbuk padi,dan mengambil padi dilumbung.Semakin lama,padi dilumbung semakin berkurang.Sampai suatu hari,ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi,dia menemukan selendangnya terselip diantara butir-butir padi.Dewi Nawang Wulan merasa sedih sekaligus gembira,dia senang karena mengetahui dia akan segera berkumpul bersama teman-temannya,dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya,tapi tak ada pilihan lain,dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi.Dewi Nawang Wulan hanya berpesan agar suaminya membuat sebuah dangau di dekat pondoknya sesaat sebelum kembali ke khayangan.

Pertanyaan Lainnya